Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerpen Kisah Kebaikan Pria Tua Kepada Semut Dan Lebah

Cerpen Kisah Kebaikan Pria Tua Kepada Semut Dan Lebah
Salam Hangat dan Hormat kepada semua pengunjung Blog sederhana ini.
Kesempatan Kali ini akan saya bagikan sebuah kisah yang berjudul Kebaikan Pria Tua Kepada Semut Dan Lebah. Semoga Kisah ini dapat bermanfaat bagi anda pembaca.
Selamat Membaca
Kisah Kebaikan Pria Tua Kepada Semut dan Lebah
Oleh : Halley Kawistoro
Suara mesin rumput itu menderit keras lalu tiba-tiba berhenti berputar. Senja kala itu datang lebih cepat. Pria tua itu mulai berkemas pulang ke rumahnya.
Sebelum matahari tenggelam ia telah sampai ke sebuah rumah reot yang tampak usang. Rumah itu lumayan besar terletak berdekatan di sebuah kampung. Rumah itu merupakan perumahan yang diperuntukkan bagi keluarga aparatur negara. Namun semua warga mengenal Pak Sabar sebagai orang tua biasa. Ini tahun ketiga, ia tinggal di sana. Sesekali setiap akhir tahun atau hari raya tiba. Ia meninggalkan kampung dan rumah tersebut. Kepergiannya entah kemana. Warga hanya bertanya-tanya siapa sebenarnya pak sabar ini.
Pekerjaan pria tua itu sebagai tukang potong rumput sewaan. Sesekali ia pergi di sewa atau dimintai warga sekitar untuk membersihkan rumput yang telah memanjang.
Seperti biasa sebelum waktu mahgrib tiba ia bergegas menujud mushola terdekat di kampung itu.
Suaranya yang sudah mulai sengal terdengar di pengeras suara memanggil warga untuk sholat berjamaah. Setelah mahgrib pria tua itu tetap berada di mushola sampai waktu isya datang.
Warga hanya mengetahui bahwa pak sabar seorang pria yang istri nya telah berpulang. Dia bercerita punya dua anak laki-laki yang tinggal di kota. Pak sabar memang pria yang taat beribadah.
Sejak kedatangan pak sabar. Warga bergunjing bahwa ia adalah manusia yang pelit. Semua warga tahu kalau penghasilan pak sabar lumayan. Warga memberinya upah yang lumayan untuk sekali potong rumput. Bisa dihitung pendapatan pak sabar per hari 200 ribu rupiah dengan lima hari kerja. Pak sabar bisa mengantongi uang sebanyak empat juta setiap bulannya. Listrik dan tagihan air pun pak sabar tidak membayarnya karena semua tagihan tersebut tanggung jawab pemerintah daerah.
Suatu waktu datanglah salah satu warga mengundang pak sabar.
“selamat sore pak” panggil warga di muka rumah pak sabar.
“iyaa..masuk” pak sabar sambil membuka pintu.
Keadaan rumah itu tampak tak terurus. Ada salah satu lantai yang terbuka dan gundukan tanah nya sudah tinggi.
“pak apakah itu sarang semut” tanya warga menunjuk ke arah tanah itu
“oh itu... ya waktu saya datang memang sudah ada tapi tambah lama. Gundukan tanah itu meninggi” jawab pak sabar.
Warga pun mengangguk dan sesaat mendengar suara bising di atas atap.
Warga itu mendongakkan kepala. Dan melihat pada bubungan yang plafond nya sudah lepas ada sarang lebah yang cukup besar.
“pak..pakk..bahaya pak itu kan sarang lebah. Apa bapak tidak takut?” tanya warga.
“ya tidak lah. Semua kan ciptaan Tuhan. Untuk apa di takuti” jawab pak sabar sambil mengantarkan segelas air kemasan dan duduk di kursi tamu yang terbuat dari rotan.
“Jadi ada apa tujuan kamu datang kesini” tanya pak sabar
“nanti pak, besok hari minggu selepas ashar ada rapat RT. Kita kumpul di rumah Rt membahas gotong royong di kampung ini” jawab warga..segera ia mohon pamit.
Sejak kedatangan warga tersebut. Isu kembali menyerebak hebat. Banyak dugaan yang beredar. Bahwa pak sabar adalah penganut ilmu hitam, ada juga yang bilang pak sabar adalh orang yang jorok. Ditambah lagi saat rapat disepakati bahwa setiap warga tetap dibebankan uang 100 ribu rupiah untuk pembangunan lanjutan mushola.
Mushola yang sering didatangi pak sabar memang perlahan-lahan semakin bagus dan nyaman untuk beribadah. Sejak kedatangan pak sabar ada saja bantuan dari pemerintah atau orang-orang yang tidak ingin diketahui identitas nya. Menyelesaikan kekurangan dalam pembangunnan mushola.
Enam bulan saat pertama kali pak sabar datang. Mushola itu terbengkalai. Hanya dindingnya yang ada. Atapnya tidak kunjung selesai. Warga pun saling menuding bahwa  uang pembangunan mushola telah digunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Susunan panitia pun diganti, saat itulah kelanjutan pembangunan di kampung itu terus berjalan. Tidak hanya itu, salurang air pembuangan dibuat. Jalan-jalan telah di cor beton. Sebagian rumah warga pun mendapat bedah rumah dan diperbaiki hingga layak untuk ditinggali.
Sejak saat itu, warga mulai lupa akan kehadiran pak sabar. Mereka hanya menganggap pak sabar sebagai orang miskin yang menumpang di kampung itu. pernah sekali ada beberapa warga yang hendak mengusir pak sabar. Namun, bisa dicegah ketua rt dan orang terpandang lainnya.
Ternyata dari semua anggapan itu semua ada beberapa warga yang tahu siapa pak sabar sebenarnya. Pak Rt tentu orang yang paling tahu siapa warga yang tinggal di kampungnya.
Pada tahun keempat dimana usia pak sabar memasuki usia 60 tahun. Keadaan kesehatannya mulai tidak baik. Hari itu pak sabar memutuskan untuk pergi dari kampung tersebut. Ia melangkahkan kakinya menuju rumah ketua Rt. Sesampainya di sana ia terkejut banyak warga yang hadir. Kedatangan pak sabar bertepatan dengan rapat rt yang diadakan dua minggu sekali. Memang, akhir-akhir ini pak sabar tak diundang lagi untuk rapat. Karena warga menganggap pak sabar sebagai pria tua yang tidak berguna.
“pak sabar ayo duduk.. ikut rapat” sambut ketua rt
“terima kasih..maksud kedatangan saya disini. Mau pamit pergi pak. Ini kunci rumah. Nanti ada orang dari pemerintah yang mengambilnya.” Terang pak sabar sambil menyerahkan kunci.
Sekilas pak rt meneteskan airmatanya. Memeluk pak sabar. Sambil berulang-ulang berucap terima kasih. Warga pun heran. Kenapa ketua rt mereka berterima kasih kepada orang yang tidak bermanfaat. Pak sabar pun pergi sambil bersalaman dengan  warga lainnya.
Selang kepergian pak sabar. Salah satu warga bertanya.
“pak rt, apa yang mesti ditangisi dari kepergian pria tua pelit itu” tanya salah satu warga dengan lantang dan yang lain bersorak.
Semua warga senang atas kepergian pak sabar dan beberapa tampak murung.
Pak rt pun mulai menceritakan siapa pak sabar sebenarnya.
“kalian tahu pak sabar yang selalu kalian hina. Itu siapa. Dia hanya orang tua yang datang di sebuah rumah. Setiap pagi ia menyisakan air teh manisnya hanya untuk kumpulan semut. Yang bersarang di rumahnya. Setiap pagi ia hanya merawat bunga-bunga dan menyiraminya. Serta menanam bunga bunga di pinggir-pinggir jalan kampung sehingga lebah bersarang di rumahnya.”
Pak rt melanjutkan ceritanya tentang pak sabar dengan suara yang agak meninggi.
“dia yang kalian hina tidak menggambarkan seperti semut dan lebah. Yang tinggal di rumah pak sabar. Apa kalian pernah dengar pak sabar digigit semut-semut yang bersarang itu. Apa pernah kalian dengar pak sabar disengat lebah yang bersarang di rumahnya itu. Jawab ?”
Tanya pak rt kepada semua warga
“Tidak” jawab beberapa warga.
Pak rt kembali bercerita
“pak sabar adalah orang yang baik dan kalian lah orang yang tidak sadar dengan diri sendiri. Menghina, menjelekan orang lain, dan menghujat pak sabar, bahkan sempat diantara kalian hendak mengusirnya.”
Pak rt pun mulai meneteskan airmatanya perlahan dan melanjutkan ceritanya
“kalian tahu semua yang membangun kampung kita berkat jasa Pak sabar. Dia selalu bilang kepada saya jangan beri tahu warga. Mushola ini berdiri kokoh dan indah berkat siapa? Berkat pak sabar. Anak pak sabar adalah seorang pejabat negara yang terpandang dan sering kalian tonton di televisi. Berkatnya bantuan-bantuan mengalir ke kampung kita. Rumah-rumah kalian diperbaiki. Fasilitas di kampung ini semakin lengkap. Jalan-jalan di aspal dan di cor. Uang yang kalian berikan kepada pak sabar sebagai upah. Dititipkan kepada saya untuk keperluan apabila ada warga yang sakit atau musibah. Sepeserpun  rupiah yang kalian berikan, dan kalian banggakan karena menganggap pak sabar orang miskin. Semua nya di titipkan untuk kenikmatan kalian sendiri. Apa kalian paham”
Pak rt mengakhiri kalimatnya. Warga pun bersedih dengan kepergian pak sabar. Beberapa orang diantaranya menangis. Karena selama ini telah menghina dan menzholimi pak sabar. Namun, rumah mereka mendapat perbaikan dari pemerintah.
Setelah kepergian pak sabar kampung itu terus berbenah. Semua warga menjadi peduli antara satu dan yang lainnya. Kebaikan pak sabar dikenang lalu ditularkan kembali oleh warga untuk membantu warga lainnya.
TAMAT
By Halley kawistoro / halleykawistoro.blogspot.com

Sekian kisah di atas semoga bermanfaat dan bisa memotivasi diri kita dan bagi pembaca apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat, dan lain-lain. Bukan disengaja. Apabila banyak kekurangan mohon saran dan kritiknya. Buatlah kebaikan sederhana dengan mendukung blog ini dengan cara anda sendiri.
INGAT.....
Kebaikan bukan untuk dikatakan namun untuk dilakukan
Kebaikan bukan untuk diumbar namun untuk disebarkan dengan tindakan
Kebaikan adalah kesederhanaan tindakan yang bermanfaat bagi orang lain
Hormat saya
Penulis
Halley Kawistoro
Halley Kawistoro Seorang Tenaga Pengajar di Sekolah Menengah Pertama yang ingin menyalurkan kemampuan di bidang Menulis dan bermanfaat Bagi Orang Lain

Post a Comment for "Cerpen Kisah Kebaikan Pria Tua Kepada Semut Dan Lebah"